Rabu, 01 Juli 2015

Next: Copa America: Argentina 6-1 Paraguay – Permainan Terbuka Paraguay yang Menjadi Bumerang

Copa America: Argentina 6-1 Paraguay â€" Permainan Terbuka Paraguay yang Menjadi Bumerang

Copa America: Argentina 6-1 Paraguay â€" Permainan Terbuka Paraguay yang Menjadi Bumerang, info terbaru dari Bolapro Copa America: Argentina 6-1 Paraguay â€" Permainan Terbuka Paraguay yang Menjadi Bumerang untuk anda yang Pro Bola, Berikut ini adalah berita sepak bola terbaru dengan judul Copa America: Argentina 6-1 Paraguay â€" Permainan Terbuka Paraguay yang Menjadi Bumerang, selain itu masih banyak lagi berita bola lainnya pastinya update terbaru dan sedang hangat untuk dibicarakan. Dan dibawah ini adalah hasil skor akhir dan klasemen sementara selengkapnya

BolaproArgentina menang besar 6-1 atas Paraguay dalam lanjutan babak semifinal Copa America 2015. Dalam pertandingan yang dihelat di Estadio Municipal de Concepcion, Rabu (1/7) pagi WIB, skuat asuhan Gerardo Martino tampil maksimal terutama di lini serang. Pada partai puncak, La Albiceleste akan menghadapi tuan rumah Chile yang sebelumnya menang 2-1 atas Peru.

Kemenangan besar ini seperti menjadi titik puncak permainan Argentina selama mengikuti Copa America. Meski dihuni para penyerang terbaik dunia seperti Lionel Messi, Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, Ezequiel Lavezzi, dan Carlos Tevez, Argentina tak pernah menang lebih dari satu gol. Argentina kerap dibuat frustasi terutama saat menghadapi lawan dengan tipikal bertahan.

Martino menurunkan pemain yang sama seperti saat menghadapi Kolombia pada babak perempatfinal, minus Ezequiel Garay yang digantikan Martin Demichelis. Lini serang Argentina masih dihuni trio Angel Di Maria, Lionel Messi, dan Sergio Aguero.

Pelatih Paraguay, Ramon Diaz, pun mempertahankan mayoritas skuat seperti yang diturunkan saat mengalahkan Brasil. Ramon hanya mengganti Eduardo Aranda oleh Richard Ortiz.

Martino menerapkan gaya permainan yang sama seperti saat menghadapi Kolombia. Argentina mengandalkan kecepatan dan akurasi umpan kedua sayap, serta memenangkan bola di lini tengah. Total, Argentina unggul penguasaan bola dengan 60% berbanding 40%.

[Line-up Argentina dan Paraguay]

Bermain Hati-hati

Pada babak pertama, Paraguay bermain hati-hati. Mereka mencoba mengisolasi alur serangan Argentina yang diarahkan ke kedua sisi. Keempat gelandang Paraguay, Raul Bobadilla, Victor Caceres, Richard Ortiz, dan dan Edgar Benitez bermain taktis. Mereka tidak hanya sebagai tembok pertama yang menahan serangan Argentina, tapi juga memberikan suplai bola ke lini serang.

Pada babak pertama, Paraguay unggul dalam agresifitas serangan. Mereka melepaskan delapan tendangan berbanding enam tendangan yang dilakukan Argentina. Dalam bertahan pun Paraguay melakukan 13 tekel dan sembilan intercept. Mayoritas tekel Paraguay dilakukan di kedua sisi lapangan.

[Grafis tekel. Merah: Argentina; Biru: Paraguay]

Peluang yang didapatkan Paraguay pada babak pertama tidak lepas dari kelengahan lini pertahanan Argentina sendiri. Peluang Paraguay pada menit kelima misalnya, di mana tiga bek Argentina harus berhadapan dengan tiga penyerang Paraguay yang mampu memanfaatkan ruang dan momentum di depan kotak penalti. Beruntung peluang tersebut terbuang karena tendangan Roque Santa Cruz masih melebar di kanan gawang Sergio Romero.

Kegagalan tersebut nyatanya berdampak dengan makin solidnya lini tengah Argentina yang mampu menahan serangan cepat Paraguay. Sepuluh menit dari peluang Paraguay tersebut, giliran Argentina yang membuat peluang dan menyelesaikannya menjadi gol.

Memanfaatkan Sisi Sayap

Kehadiran para pemain cepat dan memiliki umpan akurat membuat Martino mau tak mau memaksimalkan sisi sayap untuk menyerang. Namun, setelah mencapai kedua sisi, bola dialirkan lagi ke lini tengah untuk dikonversi oleh penyerang dan gelandang Argentina menjadi peluang.

Ini terlihat dari jumlah umpan silang Argentina yang hanya sembilan kali sepanjang pertandingan. Jumlah ini hampir separuhnya dari jumlah umpan silang Paraguay yang mencapai 16 kali.

Gol pertama Argentina bermula dari pergerakan Di Maria dan Javier Pastore di sisi kanan pertahanan Paraguay. Namun, pergerakan Di Maria dihentikan paksa Victor Caceres. Umpan tendangan bebas Messi pun diselesaikan oleh tendangan kaki kiri Marcos Rojo yang membuka keran gol Argentina.

Selang lima menit kemudian, serangan balik Argentina hampir membuahkan gol. Dari lini pertahanan, bola kembali dialirkan ke sisi kanan yang dihuni Messi. Setelah melewati beberapa orang pemain, bola dikirimkan ke Javier Pastore yang berdiri bebas di depan kotak penalti.

Pada menit ke-26, gol kedua Argentina pun bermula dari sisi sayap. Lionel Messi mampu menarik bek Paraguay yang membuat sisi kiri Paraguay kosong tak terkawal.Messi bergerak dari lini tengah dan memberikan umpan pada Pastore yang bergerak dari belakang.

Gambar nomor tiga memperlihatkan betapa berpengaruhnya pergerakan Messi untuk menarik bek lawan. Ini yang memberikan ruang kosong di sisi kiri pertahanan Uruguay yang kemudian berperan dalam gol kedua Argentina.

Paraguay Bermain Terbuka

Meski dibantai enam gol sejatinya Paraguay tidak bermain buruk. Argentina-lah yang memanfaatkan kelengahan Paraguay lewat serangan balik. Terlebih Raul Bobadilla dan Santa Cruz yang mesti ditarik keluar karena cedera, yang membuat agresifitas serangan Paraguay menurun pada babak kedua.

Kesalahan Paraguay adalah mereka bermain terbuka tapi tidak sempurna dalam melakukan koordinasi di lini pertahanan. Diaz menugaskan bek sayap untuk mengawal Messi, padahal pemain Barcelona tersebut pada akhirnya akan sering bergerak ke area tengah dan mengacaukan konsentrasi lini pertahanan.

Satu-satunya gol Paraguay tercipta karena skema ini. Mereka bermain menekan dengan menempatkan empat hingga enam pemain di area permainan Argentina.

Dalam gambar di atas terlihat dua pemain Paraguay menekan bek Argentina di sudut pertahanan Argentina. Bola umpan Nicolas Otamendi pun tidak diterima dengan sempurna oleh rekannya. Bola pun disundul dan mengarah pada Lucas Barrios yang berdiri di depan kotak penalti.

Skema seperti ini tentu bukan kebetulan karena sepanjang babak pertama, Paraguay menerapkan skema yang sama meski tak ada satupun peluang yang dikonversi menjadi gol.

Hilangnya Konsentrasi Pertahanan

Permainan Paraguay pada babak kedua berubah drastis. Argentina semakin mendominasi pada babak kedua. Paraguay kian sering kehilangan penguasaan bola atau sebanyak 14 kali. Dalam duel udara Paraguay pun kalah dengan satu kali menang duel udara berbanding lima kali.

Hilangnya konsentrasi pun secara jelas terlihat di lini pertahanan. Gol ketiga bermula dari hal ini. Saat melakukan tekanan, hanya ada dua bek Paraguay di lini pertahanan. Fullback Paraguay sudah terlanjur naik melakukan tekanan.

Momen seperti ini dimanfaatkan Pastore yang membelah lini tengah mengirimkan umpan kepada Di Maria di sisi kiri. Kalaupun tidak ada Di Maria, Pastore masih punya pilihan memberikan umpan pada Aguero maupun ke sisi kanan.

Dari gambar di atas, Pastore memiliki banyak opsi untuk memberikan umpan. Tidak terlihat dua fullback Paraguay yang memang naik karena menekan pertahanan Argentina. Ini berbanding terbalik dengan Argentina yang menyiagakan tiga pemain di lini serang, dan satu pemain sebagai gelandang serang sebagai penghubung lini tengah dan lini depan.

Gol keempat Argentina hampir mirip dengan proses gol ketiga. Bola diawali dari sisi kanan, yang gagal dipotong oleh bek Paraguay. Bola kemudian dikuasai Argentina yang memiliki banyak opsi untuk memberikan umpan.

Paraguay seperti tidak belajar pada proses gol ketiga. Konsentrasi pertahanan mereka runtuh dengan hanya menyisakan empat pemain di area pertahanan sendiri. Bandingkan dengan Argentina yang menempatkan enam pemain misalnya, seperti pada gambar di sebelah kiri.

Konsentrasi yang menurun membuat sisa dua bek Paraguay mencoba menghentikan Messi yang tengah menggiring bola. Padahal, jika bek Paraguay tersebut lebih tenang dalam bertahan dengan tidak langsung menghentikan Messi, gol Argentina setidaknya bisa dicegah.

Gambar di atas memperlihatkan proses gol kelima Argentina. Gol tersebut pun tak lepas dari hilangnya konsentrasi lini pertahanan Paraguay. Di Maria dari sudut kotak penalti mengirimkan umpan silang ke arah Aguero. Padahal, kala itu terdapat empat bek Paraguay yang berdiri sejajar untuk menghalau umpan tersebut. Namun, tak ada yang mampu mencegah bola umpan Di Maria yang mengarah langsung ke kepala Aguero.

Kesimpulan

Pertandingan menghadapi Paraguay menjadi momentum bagi lini serang Argentina untuk membuktikan ketajamannya. Argentina beruntung karena Paraguay lebih memilih keluar menyerang ketimbang bermain bertahan seperti yang diperagakan Kolombia.

Paraguay bukannya bermain buruk. Setidaknya pada babak pertama mereka bermain begitu agresif saat menyerang. Namun, pada babak kedua, intensitas permainan Paraguay menurun yang diiringi dengan semakin terkurasnya konsentrasi lini pertahanan.

====

*dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.
(dtc/mfi) Sumber: detiksport



Untuk anda yang , | Pro Bola Copa America: Argentina 6-1 Paraguay â€" Permainan Terbuka Paraguay yang Menjadi Bumerang, Sumber: Berita Bola dipublish oleh Bolapro untuk anda yang ProBola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar