Senin, 20 Juli 2015

Next: Lubang-lubang di Lini Pertahanan Milan

Lubang-lubang di Lini Pertahanan Milan

Lubang-lubang di Lini Pertahanan Milan, info terbaru dari Bolapro Lubang-lubang di Lini Pertahanan Milan untuk anda yang Pro Bola, Berikut ini adalah berita sepak bola terbaru dengan judul Lubang-lubang di Lini Pertahanan Milan, selain itu masih banyak lagi berita bola lainnya pastinya update terbaru dan sedang hangat untuk dibicarakan. Dan dibawah ini adalah hasil skor akhir dan klasemen sementara selengkapnya

Bolapro, Mengakhiri musim 2014/2015 di peringkat ke-10 Serie A membuat AC Milan gerah. Hasil ini membuat kesebelasan yang berdiri pada 1899 tersebut menemani kesebelasan rival sekotanya Internazionale Milan, yang tak akan berlaga di kompetisi Eropa manapun pada musim mendatang.

Pencapaian itu tentunya tak mau lagi terulang pada musim berikutnya. Milan bagaimanapun merupakan salah satu kesebelasan besar yang ada di Italia, bahkan dunia. Sewajarnya, mereka bersaing di papan atas, bukan berkutat di papan tengah seperti yang terjadi pada musim lalu. Maka sejumlah perubahan pun dilakukan Milan.

Kepemilikan Milan dijual sebanyak 48% pada pengusaha asal Thailand, Bee Taechaubol untuk menyehatkan keuangan. Filippo Inzaghi yang menangani Milan pada awal musim 2014/2015 akhirnya mendapatkan akibatnya dengan pemutusan kontrak. Legenda AC Milan itu kemudian digantikan oleh legenda Inter Milan, Sinisa Mihajlovic, yang musim lalu menangani Sampdoria.

Lantas apa yang ditawarkan Mihajlovic dan Mr. Bee? Apakah Milan akan tampil lebih baik pada musim yang akan datang? Atau akan kembali terseok-seok seperti musim lalu? Apapun jawabannya, bersama Mihajlovic, Milan haruslah memperbaiki lini pertahanan mereka sebagai hal yang paling utama agar bisa bersaing di papan atas Serie A.

Lini Pertahanan Buruk

Pencapaian Milan bersama Inzaghi pada musim lalu sebenarnya lebih buruk dari sekadar mengakhiri musim dengan berada di peringkat 10, peringkat terendah Milan dalam 18 tahun terakhir. Pada musim 2014/2015, skuat berjuluk Rossoneri ini pun memiliki catatan kebobolan terburuk dalam 65 tahun terakhir.

Musim lalu, Diego Lopez atau Christian Abbiati yang menjadi pengawal mistar gawang Milan, diperdayai oleh lawan sebanyak 50 kali. Dan terakhir kali Milan kebobolan mencapai angka 50 di Serie A sendiri terjadi pada musim 1949/1950.

Saat itu Milan kebobolan sebanyak 52 gol. Meskipun begitu, Milan tetap berada di papan atas klasemen, atau tepatnya berada di peringkat tiga pada akhir musim, karena berhasil mencetak gol sebanyak 82 kali. Dengan kata lain, surplus 30 gol inilah yang menjadikan Milan tetap berada di papan atas.

Tapi hal tersebut tak terjadi pada musim ini. Saat gawang Milan kebobolan lebih dari empat lusin ini, lini depan Milan hanya mampu mencetak 56 gol. Jumlah gol ini pun merupakan yang terburuk dalam 11 tahun terakhir.

Milan mungkin dengan tepat langsung bergerak cepat untuk memboyong Carlos Bacca dari Sevilla dan Luiz Adriano dari Shakthar Donetsk. Bahkan mungkin akan nada satu penyerang baru lain yang akan menyusul. Tapi hingga saat ini, belum ada tanda-tanda signifikan dari manajemen Milan untuk mendatangkan bek anyar, khususnya bek tengah, yang bisa meningkatkan kualitas lini pertahanan Milan.

Bek tengah tak bisa dipungkiri akan menjadi sosok sentral dalam menjaga lini pertahanan. Posisinya yang berada di depan penjaga gawang menjadi pemain lapangan yang lebih penting dalam hal mengamankan gawang, ketimbang gelandang ataupun bek sayap.

Tapi pada posisi ini, Milan tak memiliki pemain yang rasanya bisa diandalkan. Adil Rami yang musim lalu menjadi tembok tinggi di depan gawang, hijrah ke Sevilla karena performanya tak maksimal bersama Inzaghi. Sedangkan Daniele Bonera, sudah tak muda lagi dan dianggap sudah tak layak menghuni skuat Milan musim depan. Kontraknya yang habis pada akhir musim 2014/2015 pun tak diperpanjang manajemen.

Memang, Milan masih memiliki lima pemain lain yang bisa menempati posisi bek tengah. Tapi nama-nama seperti Alex, Philippe Mexes, dan Cristian Zaccardo, sudah dimakan usia dan kualitasnya tak terlalu bisa diharapkan. Sementara Cristian Zapata yang secara usia lebih bisa diandalkan, 28 tahun, tampil tak konsisten sehingga hanya bermain sebanyak 12 kali.

Harapan meningkatnya kualitas lini pertahanan Milan sempat dititipkan pada bek yang baru bergabung pada bursa transfer musim dingin dari Parma, Gabriel Paletta. Tapi tipikal permainan Paletta yang tak jauh berbeda seperti Zaccardo, Bonera, atau Rami, membuat Milan begitu-begitu saja dan masih kebobolan banyak gol pada paruh kedua Serie A.

Sebenarnya Milan sudah mendatangkan Rodrigo Ely dari Avellino dan kembalinya Michaelangelo Albertazzi yang sebelumnya dipinjamkan ke Hellas Verona. Tapi melihat Avellino yang hanya bermain di Serie B dan hanya menempati peringkat sembilan, sementara Albertazzi yang dalam dua musim bersama Verona hanya bermain sebanyak 26 kali, kualitas keduanya tampaknya tak layak untuk menghuni skuat utama Milan.

Milan haruslah berinvestasi lebih untuk membenahi lini pertahanan. Milan harus mempertimbangkan lebih jauh dalam mendatangkan bek dengan kualitas yang sudah teruji, agar potensi mencetak gol lebih banyak (karena adanya penyerang-penyerang baru) pada musim depan tak menjadi sia-sia karena rapuhnya lini pertahanan.

Milan Sudah Sering Melupakan Lini Pertahanan

Masa-masa indah Milan dengan skuat menjanjikan di segala lini terbukti sudah lewat dengan torehan buruk pada musim 2014/2015. Dan hal ini sedikit banyak terjadi karena Milan memang terlalu sering lupa membeli pemain belakang handal.

Ketimpangan skuat antar lini terlihat pasca Thiago Silva dan Alessandro Nesta hengkang dari Milan pada awal musim 2011/2012, atau semusim setelah gagal mempertahankan gelar juara Serie A. Sejak saat itu, lini pertahanan Milan seringkali menjadi persoalan.

Silva dan Nesta adalah bek yang didatangkan dengan biaya mahal. Nesta menjadi bek termahal Milan dengan biaya transfer mendekati 31 juta euro dari Lazio. Sementara Silva menjadi rekrutan bek tengah terakhir dengan biaya cukup mahal, di mana saat itu mencapai 10 juta euro.

Setelah mendatangkan Silva pada 2008, Milan tak lagi mau membeli pemain bek tengah dengan biaya yang mahal. Setelah Silva, pemain bek tengah yang dibeli pada 10 tahun terakhir adalah Zapata dengan 7,5 juta euro. Namun Zapata gagal menjadi suksesor Silva karena hingga saat ini kualitasnya masih kalah bersaing dengan Adil Rami serta pemain-pemain senior seperti Mexes, Bonera, Zaccardo, dan Alex.

Milan mungkin akan berdalih bahwa mereka sempat mengalami krisis finansial dan peraturan Financial Fairplay membuat maneuver transfer mereka menjadi terbatas. Tapi kenyataannya, Milan lebih sering menghabiskan dana belanja pemain untuk membeli penyerang atau gelandang, sebut saja Mario Balotelli (20 juta euro), Alessandro Matri (11 juta euro), dan Giampaolo Pazzini (7 juta euro plus Antonio Cassano). Bahkan jika ditotal, pembelanjaan pemain Milan sepeninggal Silva dan Nesta mencapai 100 juta euro lebih. Tapi tak ada satupun pemain bek tengah yang bisa menjadi penerus Silva dan Nesta.

Para pemain di atas adalah pemain-pemain mahal yang dibeli Milan setelah kepergian Silva (dan Nesta) pada 2012. Belum dijumlahkan dengan gaji-gaji pemain free transfer yang cukup mahal seperti Alex, Jeremy Menez, Ricardo Kaka, Michael Essien dan Sulley Muntari. Jadi anggapan yang salah jika alasan krisis finansial menjadi hambatan Milan dalam keroposnya lini pertahanan mereka.

Kesimpulan

Setiap musim, Milan sebenarnya cukup aktif dalam bursa transfer. Hanya saja Milan selalu melakukan kesalahan berulang, terlalu jor-joran untuk mendatangakan pemain depan, tapi melupakan kualitas pemain-pemain bek tengah yang secara posisi lebih vital dibandingkan posisi lainnya.

Maka tak mengherankan jika dalam beberapa musim terakhir pertahanan Milan tak segarang kala lini belakang diperkuat oleh bek tengah kuat macam Silva, Nesta, Jaap Stam, Paolo Maldini, Roque Junior, atau Martin Laursen. Pertahanan Milan saat ini dihuni oleh pemain-pemain kelas dua, yang membuat lini pertahanan Milan mudah ditaklukkan oleh lawan-lawannya.

Oleh karena itu, pada bursa transfer musim panas ini, Milan harus berani berinvestasi lebih banyak untuk mendatangkan pemain dengan posisi bek tengah, jika memang kualitasnya benar-benar teruji. Jika tidak, jangan kaget jika pada musim yang akan datang Milan masih akan kesulitan untuk bersaing dengan Juventus, AS Roma, Lazio, Inter, dan Napoli di papan atas Serie A.

===
* Penulis anggota redaksi @PanditFootball dengan akun twitter: @ardynshufi

(dtc/din) Sumber: detiksport



Bolapro anda yang , | Pro Bola Lubang-lubang di Lini Pertahanan Milan, Sumber: Berita Bola dipublish oleh Bolapro untuk anda yang ProBola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar