Senin, 30 Maret 2015

Next: Menanti Kontribusi, Bukan Ledakan Emosi

Menanti Kontribusi, Bukan Ledakan Emosi

Menanti Kontribusi, Bukan Ledakan Emosi, Berita Sepak Bola Indonesia terbaru dari Bolapro Menanti Kontribusi, Bukan Ledakan Emosi untuk anda yang Pro Bola, Berikut ini adalah info menarik dengan judul Menanti Kontribusi, Bukan Ledakan Emosi, selain itu masih banyak lagi berita bola lainnya pastinya update terbaru dan sedang hangat untuk dibicarakan. Dan dibawah ini adalah berita bola indonesia selengkapnya
Bolapro - Indonesia Super League (ISL) 2015 belum juga dimulai, salah satu pemain Sriwijaya FC (SFC), yakni Patrich Wanggai berhasil menarik perhatian. Bomber yang musim lalu bermain di Liga Malaysia tersebut secara mengejutkan memukul pemain Porp! rov Kota Palembang, Untung Wibowo saat laga ujicoba. Akibatnya Untung Wibowo harus mendapatkan perawatan intensif karena tulang hidungnya retak.

Ulah negatif  yang ditunjukkan Patrich Wanggai tentunya patut mendapatkan perhatian serius. Pasalnya pemain bernomor punggung 88 tersebut belum juga menunjukkan kontribusi maksimal bersama SFC. Bisa jadi ledakan emosi Patrich Wanggai berawal dari rasa frustasi Patrich Wanggai yang tidak kunjung menunjukkan permainan terbaiknya bersama SFC.

Saat bermain di Liga Malaysia musim lalu, Patrich Wanggai juga sempat berulah dengan wasit ketika laga T-Team melawan Perak FC di Stadion Sultan Ismail. Berdasarkan pengakuan Patrich Wanggai, ia melakukan perbuatan tidak terpuji terhadap wasit karena berulang kali diprovokasi dengan kata-kata kasar dan tidak senonoh. Bahkan menurut Patrich Wanggai ia kerap mendapatkan provokasi wasit di Liga! Malaysia ketika itu.

!
Sebenarnya pada tim SFC tidak hanya Patrich Wanggai yang patut mendapatkan perhatian lebih terkait kontrol emosi. Selain Patrich Wanggai, SFC juga memiliki Ferdinand Sinaga dan Titus Bonai yang kerap dicap sebagai pemain yang bengal karena ulahnya. Menariknya ketiga pemain tersebut merupakan bomber SFC yang diharapkan kontribusi golnya untuk SFC.

Musim lalu saat berseragam Persib Bandung, Ferdinand Sinaga memang berhasil menjadi pemain terbaik Indonesia Super League (ISL) 2014 dengan 12 gol. Namun pencapaian gol Ferdinand juga berbanding lurus dengan perolehan kartu yang ia terima. Musim lalu Ferdinand berhasil mengoleksi 6 kartu kuning dan satu kartu merah. Begitu pula dengan Titus Bonai yang musim lalu berseragam Persipura Jayapura. Titus Bonai hanya berhasil mencetak dua gol dan mendapatkan dua kartu kuning. Pencapaian kartu yang cukup tinggi bagi pemain depan.

Sedikit berbeda dengan Patrich Wanggai, kedua pemain terakhir sudah menunjukkan kontribusinya bagi SFC lewat gol yang diciptakan pada kompetisi pra musim. Namun begitu, pendukung SFC tentunya akan sangat menantikan ledakan gol ketiga bomber tersebut saat kompetisi sebenarnya, ISL 2015 dimulai. Bukan ledakan emosi yang bisa membuat kerugian bagi tim SFC. Ya, ketiga bomber SFC tersebut harus mampu mengendalikan emosinya untuk membuktikan kualitasnya pada pendukung tim SFC.

Teringat ucapan mantan pelatih Sriwijaya FC (SFC), Kas Hartadi yang berhasil mengantarkan SFC juara Indonesia Super League (ISL) 2012. Pelatih asal Solo tersebut menyebutkan bahwa tingkah laku adalah hal yang utama pada tim SFC saat itu. Menurut Kas Hartadi ketika itu, pemain dengan kemampuan bermain bola yang baik tanpa diimbangi dengan perilaku yang baik tidak akan mendapatkan tempat di SFC.

Sala! h satu pemain yang kerap mendapatkan cap "bengal", seperti Hilton Morei! ra berubah drastis perilakunya ketika bersama SFC. Hilton Moreira lebih bisa menjaga emosinya di lapangan yang tentu saja membuat permainannya juga menjadi lebih baik dan berkontribusi banyak terhadap gelar juara ISL 2015. Selama dua musim berkostum SFC, Hilton berhasil menyumbangkan 26 gol untuk SFC.
Menanti Kontribusi, Bukan Ledakan Emosi, Sumber: Barito Putera FC yang dipublish oleh Bolapro untuk anda yang ProBola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar